Youth For Global Harmony Menyerukan Kaum Muda Untuk Menciptakan Harmoni Global Sebagai Wujud Bakti Bagi Ibu Pertiwi ​

Webinar “Youth for Global Harmony” Pemuda untuk Harmoni Global diadakan pada 1 September 2021

Jakarta, 1 September 2021 – Dalam rangka merayakan Hari Bakti Bagi Ibu Pertiwi (In the Service of Mother  Earth), Anand Ashram Youth mempersembahkan webinar bertajuk “Youth for Global Harmony” yang diselenggarakan pada 1 September 2021 pada pukul 18.30 -20.30 WIB. 

Webinar ini menyajikan drama musikal dan perbincangan para kaum muda dengan menghadirkan  pembicara dari berbagai latar belakang profesi, kepercayaan, etnis, dan sosial, yang bersama-sama  membahas bagaimana mengelola perbedaan-perbedaan yang memang ada dan terjadi di dunia menjadi  Keharnonisan Global. Adapun pembicara-pembicara yang terlibat adalah sebagai berikut: 

  1. Andovi da Lopez (Creative Entrepreneur
  2. Aldi Destian Satya (Atlet Wushu) 
  3. Cathalya Natasya (Mahasiswi LSPR) 
  4. Dr. Ni Kadek Surpi Aryadharma (Dosen UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar)
  5. Ira Indrawardana (Dosen Antropologi UNPAD) 
  6. Inaya Wahid (Jaringan Gusdurian) 
  7. Kojek (Musisi / Penyiar Radio) 
  8. Maa Archana (Yoga Acharya) 

Webinar ini gratis – tanpa dipungut biaya dan live streaming Zoom dan Youtube channel @AnandAshramIndonesia. Lebih dari 2600 peserta dari berbagai daerah di Indonesia yang  mendaftar untuk berpartisipasi dalam Webinar ini. 

Wakil Menteri Hukum dan HAM, Prof. Edward Omar Sharif Hiariej, GKR Mangkubumi, Bapak M.A.S Hikam,  Prof Musdah Mulia, dan tamu undangan lain telah menghadiri webinar ini. 

Dalam Webinar ini, Deklarasi Youth for Global Harmony juga dikumandangkan sebagai tekad bulat  Putra – Putri Bunda Pertiwi yang meyakini dapat tercapainya Harmoni Global walaupun perbedaan-perbedaan yang ada dalam wujud tanggung jawab kaum muda Indonesia dalam kontribusi kepada dunia,  seperti semboyan Bung Karno : “Internasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar dalam  buminya nasionalisme. Sebaliknya, nasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak hidup dalam taman  sarinya internasionalisme.”